Bogor - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor tengah
merancang pola pendidikan berupa pembinaan siswa anti-tawuran dan
kekerasan. Ini dilakukan mencegah kembalinya aksi tawuran antarpelajar
hingga menyebabkan korban luka dan jiwa.
"Pencegahan tawuran akan kita coba dengan langkah preventif melalui koordinasi dengan seluruh kepala sekolah dan orang tua siswa untuk melakukan pengawasan di jam-jam rawan," ungkap Kepala Disdik Kota Bogor Fahrudin di Balai Kota Bogor, Jalan Ir H Juanda, Bogor Tengah, Kota Bogor, Selasa (7/8/2018).
Selain itu, Disdik juga akan memaksimalkan peranan Satuan Petugas (Satgas) Pelajar Kota Bogor agar intensif berpatroli di sekolah dan di titik-titik wilayah rawan tawuran."Jam rawan itu kan antara jam dari rumah ke sekolah dan dari sekolah ke rumah, harus selalu diawasi," tegasnya
"Pencegahan tawuran akan kita coba dengan langkah preventif melalui koordinasi dengan seluruh kepala sekolah dan orang tua siswa untuk melakukan pengawasan di jam-jam rawan," ungkap Kepala Disdik Kota Bogor Fahrudin di Balai Kota Bogor, Jalan Ir H Juanda, Bogor Tengah, Kota Bogor, Selasa (7/8/2018).
Selain itu, Disdik juga akan memaksimalkan peranan Satuan Petugas (Satgas) Pelajar Kota Bogor agar intensif berpatroli di sekolah dan di titik-titik wilayah rawan tawuran."Jam rawan itu kan antara jam dari rumah ke sekolah dan dari sekolah ke rumah, harus selalu diawasi," tegasnya
Fahrudin menuturkan, pola pembinaan siswa anti tawuran dan kekerasan
akan diimplementasikan dalam bentuk materi pelajaran yang terintegrasi
pada mata pelajaran Agama, PKN, Penjaskes, dan Bimbingan Konseling (BK).
"Pola ini juga diintegrasikan melalui kegiatan ekstrakurikuler,
kegiatan MPLS, kegiatan keagamaan, kegiatan sosial, hingga peringatan
hari-hari besar," ujarnya.
Menurutnya, semua itu dilakukan demi
menutup semua akses siswa ke kegiatan negatif dan terlebih memutus mata
rantai tawuran."Pola pembinaan ini melibatkan TNI, Polri, Muspida,
perguruan tinggi, para ahli, tokoh masyarakat. Seluruh stakeholder
tersebut masuk melalui berbagai kegiatan. Mulai dari upacara setiap
Senin, FGD, kelas inspirasi untuk memotivasi siswa," jelasnya.
Tak hanya itu saja, setiap sekolah harus mengeluarkan Surat Keterangan Kelakuan Baik bagi siswanya di setiap semester. Dalam surat tersebut akan dicantumkan predikat kebaikan siswa sehingga akan terukur dan tergambarkan kondisi kebaikan siswa. Ini juga akan menjadi bukti keberhasilan pembinaan di sekolah terhadap setiap individu siswa.
Tak hanya itu saja, setiap sekolah harus mengeluarkan Surat Keterangan Kelakuan Baik bagi siswanya di setiap semester. Dalam surat tersebut akan dicantumkan predikat kebaikan siswa sehingga akan terukur dan tergambarkan kondisi kebaikan siswa. Ini juga akan menjadi bukti keberhasilan pembinaan di sekolah terhadap setiap individu siswa.
"Kami menargetkan pola pembinaan siswa antitawuran dan kekerasan ini
sudah diimplementasikan September mendatang di seluruh SD, SMP, SMA
se-Bogor Raya. Karena pihaknya juga akan bekerja sama dengan Disdik
Kabupaten Bogor untuk menerapkan pola pembinaan yang sama. Mengingat
Bogor ini milik bersama," ujarnya.
Terpisah, Kapolres Bogor AKBP AM Dicky Pastika Gading mengaku telah menginstruksikan seluruh kapolsek menyambangi sekolah untuk mengantisipasi tawuran yang belakangan ini kian memprihatinkan. "Saya ingin para kapolsek hadir saat upacara bendera dan memberikan sosialisai terkait bahaya tawuran," ujarnya.
Dicky juga mengimbau para orang tua untuk aktif membina anaknya agar terhindar dari praktek tawuran."Sebenarnya orang yang paling punya peran untuk mengawal tawuran adalah orang tua. Jangan selalu salahkan polisi dan pihak sekolah untuk menangani tawuran. Apa harus selalu polisi yang bergerak?," ucapnya.
Terpisah, Kapolres Bogor AKBP AM Dicky Pastika Gading mengaku telah menginstruksikan seluruh kapolsek menyambangi sekolah untuk mengantisipasi tawuran yang belakangan ini kian memprihatinkan. "Saya ingin para kapolsek hadir saat upacara bendera dan memberikan sosialisai terkait bahaya tawuran," ujarnya.
Dicky juga mengimbau para orang tua untuk aktif membina anaknya agar terhindar dari praktek tawuran."Sebenarnya orang yang paling punya peran untuk mengawal tawuran adalah orang tua. Jangan selalu salahkan polisi dan pihak sekolah untuk menangani tawuran. Apa harus selalu polisi yang bergerak?," ucapnya.